Trump Perintahkan Serangan AS ke Houthi di Yaman, 15 Tewas
Washington, 16 Maret 2025 – Militer Amerika Serikat kembali melancarkan serangan udara terhadap kelompok Houthi di Yaman atas perintah mantan Presiden Donald Trump. Serangan ini mengakibatkan 15 orang tewas, termasuk beberapa anggota Houthi dan kemungkinan warga sipil.
Ketegangan di Timur Tengah semakin meningkat setelah serangan ini. Kelompok Houthi, yang didukung Iran, langsung mengutuk tindakan AS dan bersumpah akan melakukan serangan balasan terhadap kepentingan Amerika di kawasan tersebut.
AS Klaim Serangan Bertujuan Menghentikan Ancaman Houthi
Pemerintah AS menyatakan bahwa serangan ini dilakukan sebagai respons terhadap ancaman Houthi terhadap jalur pelayaran internasional di Laut Merah dan Teluk Aden. Houthi dituduh menyerang kapal-kapal dagang dan menargetkan pangkalan militer sekutu AS di Timur Tengah.
“Kami tidak akan membiarkan Houthi mengganggu jalur perdagangan global dan mengancam stabilitas keamanan di kawasan,” ujar seorang pejabat tinggi Pentagon.
Militer AS menargetkan beberapa lokasi strategis yang diyakini sebagai pusat operasi Houthi, termasuk gudang senjata dan pusat komando militan tersebut.
Houthi Ancam Balasan terhadap AS dan Sekutunya
Tak lama setelah serangan, kelompok Houthi mengeluarkan pernyataan yang mengecam tindakan AS dan berjanji akan membalasnya. Mereka menyebut serangan ini sebagai tindakan agresi yang hanya akan memperburuk situasi di kawasan.
“Amerika akan menyesali tindakan ini. Kami tidak akan tinggal diam dan akan merespons dengan cara yang membuat mereka menyesal,” kata seorang juru bicara Houthi dalam pernyataan resminya.
Ancaman ini memicu kekhawatiran bahwa konflik di Yaman dapat semakin meluas dan melibatkan lebih banyak pihak, termasuk negara-negara Teluk yang bersekutu dengan AS.
Dampak Terhadap Ketegangan Timur Tengah
Serangan ini menambah daftar panjang intervensi militer AS di Yaman, yang telah menjadi medan pertempuran antara berbagai kekuatan sejak perang saudara pecah pada 2015. Konflik ini juga menjadi ajang persaingan antara AS dan Iran, yang diduga memberikan dukungan kepada Houthi.
Beberapa dampak yang diperkirakan akan muncul akibat serangan ini antara lain:
- Eskalasi Konflik di Laut Merah – dapat meningkatkan serangan terhadap kapal-kapal dagang yang melintas di kawasan ini.
- Ancaman Terhadap Pangkalan Militer AS – Pangkalan Amerika di Timur Tengah bisa menjadi target balasan dari .
- Ketidakstabilan Regional – Konflik berkepanjangan di Yaman berpotensi menarik lebih banyak negara ke dalam konfrontasi terbuka.
Reaksi Internasional
Sejumlah negara dan organisasi internasional memberikan tanggapan terhadap serangan ini. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan keprihatinan atas meningkatnya kekerasan di Yaman dan menyerukan de-eskalasi.
“Solusi diplomatik harus diutamakan. Setiap tindakan militer hanya akan memperburuk krisis kemanusiaan di Yaman,” ujar juru bicara PBB.
Negara-negara Teluk, seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, menyatakan dukungan terhadap langkah AS, dengan alasan bahwa adalah ancaman bagi keamanan regional. Sementara itu, Iran mengecam serangan tersebut dan menuduh AS melakukan “provokasi yang berbahaya.”
Kesimpulan
Perintah Trump untuk melancarkan serangan terhadap di Yaman kembali memicu ketegangan di kawasan Timur Tengah. Dengan meningkatnya ancaman balasan dari , risiko konflik yang lebih luas semakin nyata.
Pihak internasional kini menunggu bagaimana AS akan merespons situasi ini ke depan. Apakah langkah militer akan terus berlanjut, atau ada kemungkinan solusi diplomatik untuk meredakan krisis? Yang jelas, situasi di Yaman kini berada di titik kritis.