Banjir di Jambi: Warga Terpaksa Gunakan Perahu untuk Aktivitas Sehari-hari
Jambi – Kota Jambi kembali dilanda banjir besar yang merendam sejumlah wilayah, memaksa warga menggunakan perahu sebagai alat transportasi utama. Tingginya intensitas hujan selama beberapa hari terakhir menyebabkan air sungai meluap dan menggenangi permukiman, sekolah, serta fasilitas umum.
Banjir ini berdampak luas, terutama bagi anak-anak sekolah yang tetap harus menempuh perjalanan dengan perahu untuk bisa belajar. Sejumlah warga juga mengandalkan perahu rakitan agar bisa tetap menjalankan aktivitas sehari-hari, termasuk berbelanja dan bekerja.
Kondisi Terkini: Ratusan Rumah Terendam
Berdasarkan laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jambi, beberapa kecamatan yang terdampak parah antara lain:
Kecamatan Danau TelukKecamatan PelayanganKecamatan Jambi Timur
Ratusan rumah terendam dengan ketinggian air mencapai 1 hingga 2 meter di beberapa titik. Beberapa warga mengaku pasrah menghadapi kondisi ini karena banjir hampir selalu datang setiap musim hujan.
“Setiap tahun, kami selalu menghadapi banjir seperti ini. Kali ini lebih parah karena air naik cepat dan sulit surut,” ujar salah satu warga, Ahmad, yang rumahnya terdampak di Kecamatan Jambi Timur.
Warga Gunakan Perahu untuk Aktivitas Sehari-hari
Dengan kondisi jalan yang tak bisa dilewati kendaraan bermotor, warga akhirnya memilih menggunakan perahu kayu sebagai alat transportasi utama. Beberapa orang bahkan merakit perahu darurat menggunakan drum dan bambu agar tetap bisa beraktivitas.
“Kalau tidak pakai perahu, kami tidak bisa pergi ke pasar atau bekerja. Sekarang air sudah masuk ke dalam rumah, jadi lebih sulit untuk bergerak,” kata Rina, seorang ibu rumah tangga yang harus menyeberangkan anaknya ke sekolah menggunakan perahu kecil.
Sementara itu, anak-anak sekolah tetap berusaha hadir di kelas meski harus menghadapi kesulitan besar. Beberapa di antaranya terlihat memakai seragam lengkap sambil duduk di perahu kecil yang diantar oleh orang tua mereka.
Sekolah Ikut Terdampak, Pembelajaran Terhambat
Selain rumah warga, sejumlah sekolah juga mengalami dampak dari banjir. Beberapa sekolah terpaksa meliburkan siswa karena ruang kelas terendam, sementara yang lain tetap melanjutkan pembelajaran dengan kondisi terbatas.
Pihak sekolah berupaya mengatasi kendala ini dengan menerapkan pembelajaran daring atau merelokasi sementara kelas ke tempat yang lebih tinggi. Namun, bagi siswa yang tidak memiliki akses internet atau perangkat elektronik, banjir ini semakin memperburuk kualitas pendidikan mereka.
“Siswa tetap ingin belajar, tapi banyak buku dan peralatan sekolah yang basah. Kami berharap pemerintah segera turun tangan memberikan bantuan,” ujar seorang guru di SD Negeri Jambi Timur.
Upaya Pemerintah dalam Mengatasi Banjir
Pemerintah Kota Jambi telah mengerahkan tim BPBD untuk membantu evakuasi warga yang terdampak parah. Selain itu, posko pengungsian juga mulai disiapkan bagi mereka yang rumahnya sudah tidak layak dihuni akibat banjir.
Beberapa langkah yang dilakukan pemerintah untuk menangani situasi ini meliputi:
Namun, hingga saat ini, warga masih berharap ada solusi jangka panjang agar mereka tidak terus-menerus menghadapi bencana serupa setiap tahun.
Kesimpulan
Banjir di Kota Jambi kembali menjadi tantangan bagi masyarakat, terutama karena air yang sulit surut dan keterbatasan sarana transportasi. Warga harus beradaptasi dengan menggunakan perahu untuk tetap bisa beraktivitas, termasuk anak-anak yang tetap berangkat ke sekolah meski kondisi tidak ideal.
Pemerintah diharapkan bisa melakukan langkah konkret dalam menangani banjir tahunan ini agar masyarakat tidak terus menjadi korban dampak buruk perubahan cuaca ekstrem.