tempe

Indonesia Resmi Ajukan Tempe, Teater Mak Yong dan Jaranan ke UNESCO

Indonesia Ajukan Tempe, Mak Yong, dan Jaranan sebagai Warisan Budaya Dunia ke UNESCO

Indonesia resmi mengajukan tempe, seni pertunjukan teater Mak Yong, dan tarian jaranan ke UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda dunia. Langkah ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk melestarikan dan mempromosikan kekayaan budaya nusantara di kancah global. Ketiga unsur budaya tersebut dianggap mewakili identitas kuat masyarakat Indonesia serta memiliki nilai sejarah, sosial, dan filosofis yang tinggi.

Mengapa Tempe Masuk Daftar?
Tempe bukan sekadar makanan sehari-hari di meja makan orang Indonesia. Ia adalah simbol kearifan lokal yang berasal dari fermentasi kedelai dengan teknik tradisional yang sudah diwariskan secara turun-temurun. Makanan ini juga mulai dikenal luas di dunia internasional sebagai sumber protein nabati yang sehat dan ramah lingkungan. Mengajukan tempe ke UNESCO berarti mengangkat nilai budaya dari sebuah makanan sederhana menjadi ikon nasional yang diakui dunia.

Teater Mak Yong: Warisan Seni Pertunjukan Tradisional
Mak Yong adalah seni teater klasik yang berasal dari kawasan Melayu, khususnya berkembang di Riau dan beberapa wilayah Sumatera lainnya. Pertunjukan ini memadukan tari, musik, dan dialog dalam satu narasi utuh. Biasanya dibawakan oleh perempuan, Mak Yong memiliki unsur spiritual dan mistis yang kuat, sekaligus menggambarkan kisah-kisah kehidupan raja, pahlawan, atau cerita rakyat.
Pemerintah menilai, seni pertunjukan ini layak diajukan ke UNESCO karena mengandung nilai edukatif, filosofis, dan estetika tinggi. Di tengah gempuran budaya modern, eksistensi Mak Yong semakin terancam, sehingga pengakuan internasional diharapkan bisa mendorong pelestarian aktif.

Jaranan: Simbol Kekuatan Budaya Jawa

Tarian jaranan atau kuda lumping dikenal luas di daerah Jawa, terutama di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Tarian ini menggunakan properti kuda dari anyaman bambu dan sering dikaitkan dengan nuansa magis. Penari biasanya mengalami kesurupan atau trance sebagai bagian dari ritus pertunjukan.
Selain sebagai hiburan rakyat, jaranan juga memiliki makna spiritual dan historis. Ia merupakan bentuk perlawanan kultural terhadap penjajahan sekaligus ritual penghormatan terhadap leluhur. Melalui pengajuan ini, pemerintah ingin menegaskan bahwa jaranan adalah bagian penting dari identitas budaya bangsa.

Strategi Pemerintah dalam Pengajuan ke UNESCO

Langkah pengajuan ini dilakukan melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi yang bekerja sama dengan berbagai komunitas budaya lokal. Berkas pengajuan disusun lengkap dengan dokumentasi audiovisual, hasil riset, dan pernyataan dukungan masyarakat adat setempat. Proses peninjauan dari UNESCO biasanya memakan waktu satu hingga dua tahun sebelum mendapatkan pengakuan resmi.

Manfaat Pengakuan UNESCO bagi Budaya Lokal

Jika tempe, Mak Yong, dan jaranan diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO, maka status ini akan meningkatkan perhatian dan dukungan internasional terhadap pelestarian ketiganya. Selain itu, pengakuan ini juga dapat mendorong pariwisata budaya, membuka peluang ekonomi lokal, serta memperkuat jati diri bangsa di tingkat global.

Penutup: Budaya Indonesia Layak Mendunia

Pengajuan resmi tempe, teater Mak Yong, dan jaranan ke UNESCO menunjukkan keseriusan Indonesia dalam menjaga warisan budaya leluhur. Ketiganya bukan hanya milik masa lalu, tetapi harus terus diwariskan ke generasi mendatang. Dengan pengakuan internasional, diharapkan budaya asli Indonesia semakin dihargai dan mendapat ruang yang layak di panggung dunia.

More From Author

pelaku

Tampang Pelaku Pembacok Penghuni Rumah Owner Wisata Tegal Mas Lampung

Mudik

Kala Vibes Mudik Lebaran Terasa Hingga Negara Tetangga