BNPB

BNPB: 37.058 KK Jabodetabek Terdampak Banjir, Bekasi Terparah

BNPB: Puluhan Ribu KK di Jabodetabek Terdampak Banjir, Bekasi Terparah

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan bahwa banjir di wilayah Jabodetabek telah berdampak pada 37.058 Kepala Keluarga (KK). Kota Bekasi menjadi daerah dengan jumlah terdampak tertinggi. Intensitas hujan yang tinggi dan drainase yang tidak optimal menjadi penyebab utama bencana ini.

Kota Bekasi Jadi Wilayah dengan Dampak Terbesar

Dari data yang dihimpun BNPB, Kota Bekasi mencatat jumlah terdampak paling banyak dibandingkan dengan wilayah lain di Jabodetabek. Beberapa kecamatan di Bekasi mengalami genangan air yang cukup tinggi, mengakibatkan ribuan warga harus dievakuasi ke tempat yang lebih aman.

Faktor utama yang memperparah kondisi di Bekasi adalah sistem drainase yang kurang memadai serta banyaknya permukiman yang berada di daerah rendah. Selain itu, curah hujan yang ekstrem dalam beberapa hari terakhir turut memperburuk situasi.

Upaya Penanganan dan Bantuan untuk Korban

Pemerintah daerah bersama BNPB telah mengambil langkah-langkah tanggap darurat untuk membantu masyarakat yang terdampak banjir. Sejumlah posko pengungsian telah didirikan di beberapa titik strategis, menyediakan tempat tinggal sementara, makanan, serta bantuan medis bagi warga yang membutuhkan.

Selain itu, petugas gabungan dari BNPB, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan relawan turut dikerahkan untuk membantu proses evakuasi. Bantuan logistik seperti sembako, selimut, dan kebutuhan pokok lainnya juga mulai disalurkan.

Penyebab Banjir dan Tantangan ke Depan

Beberapa faktor yang menyebabkan banjir di Jabodetabek, khususnya di Bekasi, antara lain:

  • Curah hujan tinggi dalam waktu singkat yang mempercepat kenaikan debit air.
  • Drainase yang tersumbat akibat sampah dan sedimentasi.
  • Alih fungsi lahan yang mengurangi daya resapan air.
  • Permukiman di daerah rawan banjir yang semakin padat.

Untuk mencegah kejadian serupa di masa depan, pemerintah diharapkan mempercepat pembangunan infrastruktur pengendalian banjir, seperti normalisasi sungai, peningkatan kapasitas drainase, dan pembangunan waduk.

Kesimpulan

Banjir di Jabodetabek kembali menjadi perhatian serius setelah BNPB mencatat lebih dari 37 ribu KK terdampak, dengan Kota Bekasi sebagai wilayah yang paling parah. Pemerintah bersama BNPB telah melakukan berbagai langkah tanggap darurat, namun langkah jangka panjang seperti peningkatan sistem drainase dan pengelolaan tata ruang yang lebih baik tetap menjadi tantangan utama dalam mitigasi bencana ini.

More From Author

Legislator

Legislator Agar Pemprov Jakarta Prioritaskan Normalisasi Ciliwung

China

China Klaim Temukan Energi Tak Terbatas, Tahan 60 Ribu Tahun